Posts

#7:23 p.m.

Tak ada yang tahu dia akan terjatuh lagi. Tak ada yang tahu dia rapuh lagi setelah berusaha menyatukan kembali serpihan-serpihan dirinya yang berserakan. Tak ada yang tahu dia kembali menangis dalam diam sendirian. Tak ada yang tahu dia kembali tersenyum dengan sorot mata kosong. Tak ada yang tahu ternyata dia tidak kuat seperti yang orang lain pikir. Tak ada yang tahu semua itu. Hanya kegelapan dan kesendirian yang menemaninya kembali. Semuanya seakan-akan terulang kembali. Rasa sakit, ketakutan, kesepian, hingga sesak yang dirasakannya. Berkali-kali dia memukul dadanya berharap rasa sakit itu hilang. Namun, percuma. Dia tetap kesakitan. Dia sendirian. Dia takut. Dia hanya bisa menangis dalam diam lagi dan lagi.

#12:42 a.m.

Aku hanya ingin tidur dengan tenang. Aku hanya ingin tidur tanpa memikirkan apa pun sebelum tidur. Aku hanya ingin tidur tanpa harus menangis dulu sebelumnya. Aku hanya ingin tidur tanpa kegelisahan yang membuatku terbangun tiba-tiba. Aku hanya ingin tidur tanpa rasa takut saat bangun keesokan harinya. Aku hanya ingin tidur dengan tenang tanpa mimpi apa pun seperti dulu. Aku hanya ingin tidur dengan tenang. Aku hanya ingin tidur.

#5:44 a.m.

Tidak, kamu tidak tahu rasanya. Kamu tidak tahu apa yang aku rasakan. Meskipun aku juga tidak pernah mengetahui apa yang kamu rasakan, tapi ini bukan seperti yang pernah kamu rasakan. Jangan bilang padaku, kalau kamu mengerti, kamu tahu rasanya itu seperti apa, pasti semua ini akan berlalu begitu saja. Kamu berkata seperti itu karena kamu tidak tahu rasa yang sebenarnya. Rasa sakit yang membuat tubuhku seakan-akan tercabik-cabik. Lalu, terpampang luka yang sangat dalam, yang menganga dengan lebar. Dia tidak hanya meneteskan banyak darah, tapi juga memperlihatkan daging yang sudah terkoyak. Rasa sakit ini tidak hilang sampai membuatku sesak. Aku ingin meneriakkan kata tolong. Tapi, tidak ada satupun suara yang keluar, kecuali bulir-bulir air mata yang terus jatuh meluncur dari pipi ke bawah dagu. Kamu tidak tahu rasanya. Apa yang aku rasakan dengan yang pernah kamu rasakan tidaklah sama. Kita semua punya rasa sakit yang berbeda-beda, meskipun kamu mungkin pernah meng...

#5:52 p.m.

Terkadang aku bertanya-tanya. Pada diriku yang sedang termenung memperhatikan sekitar. Apa rasanya bisa terbang di langit yang luas nan biru itu? Bagaimana rasanya terbang bebas dengan tujuan yang sangat jauh, sejauh yang diinginkan? Apa menyenangkan? Apa itu membuat dada bedebar-debar karena senang? Atau justru membuat tangan, bahkan sekujur tubuh gemetar karena takut? Tapi, sepertinya menyenangkan bisa berada di langit bersama gumpalan-gumpalan awan yang bertebaran. Kita bisa melihat banyak hal dari atas. Kita bisa terbang ke sana ke mari tanpa ada yang melarang. Kita bisa meluncur bebas ke tempat yang kita inginkan, kapan pun itu. Jadi, apa rasanya terbang? Aku penasaran.

#9:40 p.m.

Di saat kamu sudah dapat melangkah lebih jauh, dia datang kembali menemuimu Di saat itulah kamu merasa terganggu Perasaan tak suka pun muncul Kamu berusaha menahannya agar harimu tidak tambah rusak Namun, dia terus menyerangmu Pertahananmu pun luruh Isak tangismu terdengar Pelan, sangat pelan Namun, terdengar Kedua matamu membengkak Air mata tak henti mengalir Dadamu terasa sesak Ingin kamu berteriak Sangat menginginkan sedikit kebebasan yang telah dinantikan

#10:55 p.m. (2)

Ungu, biru, merah muda Sebuah perpaduan warna-warna yang indah Indah dipandang dalam kurun waktu yang lama Indah dinikmati sebagai pemandangan yang dinantikan banyaknya orang sebagai tanda hari telah berakhir Indah 'tuk dijadikan teman yang menemani dalam menghabisi waktu di hari itu Indah dalam menghiasi langit senja di sana Tak hanya warna jingga, tetapi juga ada mereka yang menemani Mereka yang bila dicampurkan dalam sebuah wadah lebar, akan membuat sebuah pemandangan yang cantik Mereka yang dapat membuat banyak pasang mata yang memandanginya akan terkagum-kagum Begitu pun denganku yang selalu kagum dengannya.

#10:04 p.m.

Teruntuk, aku. Bagaimana harimu hari ini? Aku harap kamu melaluinya dengan baik. Kamu harus tahu aku akan selalu menunggumu di sini. Aku akan menunggumu hingga kamu berhasil keluar dari jeruji-jeruji yang mengurungmu. Dengan senang hati akan kuberikan selalu senyuman untuk membuat harimu lebih berwarna. Aku tahu kamu masih sulit untuk bergerak bebas di balik jeruji-jeruji itu. Jika kamu membutuhkan pertolonganku, tak segan akan kubantu untuk membebaskanmu. Karena aku butuh kamu. Aku membutuhkan diriku yang masih terjebak di dalam jeruji-jeruji yang mengelilingi. Aku tak suka jika harus menghadapinya sendiri. Aku tak yakin aku akan mampu melawannya. Aku membutuhkanmu. Dari yang selalu setia menunggu, aku.